Minggu, 25 Februari 2018

Mimpi tanggal 23 Februari 2018: Guru, Murid, Tabib Muda dan Suplir

Lama sekali aku tidak mendapatkan mimpi yang nampak begitu nyata. Setidaknya setengah tahun terakhir ini aku kesusahan untuk merekam mimpi. Entah mengapa. Dan semalam aku mimpi seperti berada di sebuah ruang sekolahan. Teman-teman sekelasku beberapa sama dengan teman saat SMA tapi beberapa nampak asing. Lambat laun kelas benar-benar nampak asing karena aku nyadar kalau ternyata aku murid baru di kelas itu. Aku tanya dimana Guru yang berwenang di kelas, dan salah seorang murid menjawab kalau Pak Guru belum datang ke sekolah ini bahkan menunjuk sebuah ruangan dan mengatakan kalau aku disuruh mencarinya ke sana. Aku pun menurut.
Aku berjalan melewati koridor yang terang benderang karena sinar matahari langsung menyiram ruangan itu. Nampak pot-pot tanaman bergantung banyak sekali, dan aku pun sampai di sebuah ruangan yang mirip dengan kamar kos-kosan mahasiswa. Aku lihat sosok pria separuh baya sedang merapikan bajunya sambil menjawab, 'Ya saya segera masuk kelas' 
Aku cuma mengangguk dan berpamitan. Tapi baru beberapa langkah, pak Guru itu memekik memanggilku, aku menoleh ke belakang dan dia sudah tergeletak seperti susah nafas, aku pun panik. Tak lama, keluar darah dari pori-pori wajahnya, aku pun kebingungan, sementara ada suara pintu gerbang sekolah yang digedor cukup keras. Aku teriak, 'Tunggu dulu!! ini sedang gawat!!'

Aku mencoba untuk menenangkan pak Guru itu yang panik. Aku mencoba memanggil teman-temanku di kelas tapi mereka sudah pada pulang semua. Aku bingung, dan pak Guru itu lirih memberitahu, 'buka pintu itu, aku yang panggil dia'
Aku bingung. Pintu? 

Aku berlari membuka gerbang sekolah. Terkaget ku saat melihat seorang pemuda dengan muka yang merah padam marah dan mendorongku. Dia berlari menuju kamar dimana pak Guru itu menggelepar kesakitan. Aku mengikutinya. Sementara dia tengah mencoba untuk membasuh wajahnya yang mengeluarkan darah, aku berada di dekat pak Guru itu sambil menenangkan dan meminta maaf. 

'Maaf pak, aku murid baru. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Maaf aku lamban sekali. Maafkan saya pak'

dan pak Guru itu melihaku sambil tersenyum dan menahan sakit, 'tidak apa-apa'
dan kemudian pori-pori leher dan tubuh yang lain pun mengeluarkan darah. Pemuda yang tadi tengah mengobati pun terkaget. Segera memeluk pak Guru itu sambil mengucapkan, 'Maafkan saya!!' Dia menangis tersedu. Aku pun tak tahan melihatnya dan ikut menangis. Kacau sekali suasananya. Pak Guru itu tak tertolong lagi. Aku takut sekali. Aku takut kalau pemuda itu akan marah padaku. Tapi dia diam saja. 

Aku tak ingat lagi apa yang dia katakan tapi sebelum mimpiku berakhir, aku semacam diajak membersihkan ruangan kamar itu. dan setelah ruangan bersih, ia mengajakku ke sebuah rumah yang penuh dengan tanaman Suplir. Kemudian dunia mimpi benar-benar lepas dan terbangunku dengan rasa lega bahagia. Hahahaha

Apa itu coba! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar