Kamis, 24 Mei 2018

Guru berpulang ... selamat jalan pak Hernowo Hasim ...

Suasana Ramadhan dan Jumat, mendengar kabar kalau Guruku, pak Hernowo Hasim telah berpulang: Innalillahi wa Inna ilaihi Raji'un. Semoga keluarganya yang ditinggal diberi ketabahan yang berlimpah dan pak Hernowo kini berpulang dengan tenang. Lama tidak lagi bercakap belum tentu kita tidak terikat. Setiap saat, petuah dan nasihat dari beliau, melekat. Setiap hari, seperti yang selalu beliau ujar dalam warisan kitab-kitab aturan menulis dan mengikat makna; jangan sampai tidak menulis (mengikat makna yang bertebaran di alam).

Ada banyak wawasan yang beliau bagi dengan kita semua. Hal itu membuat kegilaanku akan menulis dan membaca pun menjadi-jadi! Kegiatan membaca menjadi sebuah ritual sakral yang mana buku bukan cuma dibaca, tapi diulas kembali dalam bentuk tulisan. Karena aku lebih menyukai kegiatan menulis dengan tangan, semua tulisan itu tertuang dalam jurnal-jurnal harian. Tertimbun nyaman untuk kemudian jika jari ini menemukan waktu yang tepat, akan kembali memberanikan melahirkan kitab. Selamat Jalan, Guruku. Budi baikmu, terikat denganku (kita semua) sepanjang masa. Terima Kasih.

Rabu, 16 Mei 2018

Sewaktu diminta Sekolah anakku untuk ikutan kompetisi bikin puisi Parenting 😁

Yang Menggeliat dalam diriku
Sajak Aida Vyasa


Sajak anak kepada Ibunya:

Memahat nama di angin, dia pergi begitu saja
Berkecipak pena menari menoreh nama di air, tapi air tak bisa mengingat nama
Lalu aku menulis di perut ibuku, dengan pahatan yang tak beraturan
Aku, adikku, saling susul menyusul, hingga ibuku mengaduh
Konon luka itu adalah tanda kelahiran 

Sajak ibu kepada anaknya:

Pukul tiga pagi, usai berbincang dengan Tuan
Hamba melihat dua anak kecil menggeliat dalam lelap
Doaku: semoga mereka senantiasa dilimpahi kebahagian dunia dan akherat

Pukul empat pagi, sembari menunggu kehadiran mentari
Masih dalam lelap anak-anak kecil tadi dibuai sisa mimpi
Doaku: semoga menjadi manusia yang bermanfaat

Pukul lima pagi, Tuan kita bertemu lagi dalam sebuah ritual
Hamba melihat dua anak kecil terbangun dan tengah mengumpulkan nyawa
Kantuk menggelantung di mata mereka; tapi senyum menyimpul:
‘Uma engga tidur lagi?’

Masih saja anak-anak mengira kalau seorang Ibu adalah makhluk yang tidak pernah tidur.
Ibu, selalu mengusir nyamuk yang menggigit pipi anaknya saat mereka berpetualang di alam mimpi. 

Sajak ibu kepada ibunya:

Tersayangku
Dirimu hidup menggeliat dalam diriku
Tubuhku adalah puisi dan dirimu adalah kata-kata yang menghiasi
Semua manusia menuai usia
Tapi dirimu tak pernah lapuk dan selalu menjadi bagian dari kehidupanku
Kini dan kelak


Sudut kamar Valhalland
21 April 2018